Posted by : Unknown Selasa, 07 Juli 2015

Cita-cita dan Harapan

Well You Know?? Cita-cita adalah kebutuhan setiap orang tanpa mereka sadari maupun yang mereka sadari. Mungkin definisi cita-cita menurut kebanyakan orang adalah “Ingin menjadi apa dan meraih apa kedepannya nanti?”. Cita-cita bisa berarti keinginan, keinginan disini berarti sesuatu yang belum pernah didapatkan, diraih dan dirasakan.

Kata cita-cita sering didengungkan pada saat kita kecil, yaa saat kita kecil. Mungkin pada saat orang tua kalian bertanya “Kamu ingin menjadi apa kalau sudah besar nanti?”. Yaa seperti yang kita tau, anak-anak pada umumnya pasti menjawab ingin menjadi dokter, polisi, menjadi orang kaya, presiden dan orang sukses, hehe. Orang sukses? Kata yang ambigu yang bisa berarti sukses gagalnya atau sukses jadi orang sukses yang sukses gagalnya? Bingung yaa? Yaa saya juga bingung, haha.

Cita-cita pertama yang saya ingat betul adalah ingin menjadi “A Soldier”. Kenapa nulisnya pakai Bahasa Inggris ya? Hehe. Pertanyaan “What is your Ambission?” salah satu pertanyaan kaku saat belajar bahasa inggris yang dilontarkan ke saya oleh Guru favorit pada saat menjadi Murid SMP N 2 pariaman yaitu Ibu Uli (Lupa nama kepanjangannya apa, hehe). Lanjut ke cita-cita, kenapa ingin menjadi  seorang Tentara? Karena mereka berani? Atau mereka keren? Sebenarnya alasan saya ingin menjadi tentara saat itu karena pengen menjadi Presiden. Banyak pemimpin negera yang berasal dari pihak militer, karena mereka berkuasa dan bertangan dingin (bukan bertangan besi atau diktator). Dalam urusan keamanan negara mereka lebih terampil dalam menerapkannya dan pihak sipil.

Tahun demi tahun, akhirnya pelajaran dan pertanyaan yang sama pada saat SMP didengungkan kembali di SMA yaitu pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, disini ibu gurunya menyuruh masing-masing siswa membuat dan menuliskan cita-cita dalam riwayat hidup seolah-olah kita berada saat cita-cita itu sudah dicapai. Disitu saya menulis ingin menjadi dan sudah menjadi seorang ahli pesawat terbang seperti Bapak B.J Habibie. Di tugas riwayat hidup itu saya menuliskan dengan siapa saya menikah dimasa depan nanti, haha. Konyol dan memalukan ketika kertas tugas saya tersebut diambil dan dibacakan oleh teman didepan kelas dengan suara yang lantang, mereka tertawa, mengejek serta menggoda tentang siapa nama wanita yang saya tulis di kerta tersebut. Lalu saya jawab “Mungkin suatu saat nanti kalian akan ku undang di pesta pernikahanku nanti” sambil tertawa geli, haha.

Setahun setelah itu, kami dan seangkatan mulai menghadapi yang namanya Ujian Seleksi Perguruan Tinggi atau nama resminya SNMPTN yang melalu Undangan dan SBMPTN yang melalui ujian tertulis. Bulan-bulan itu kami disibukkan tentang jurusan apa yang akan diambil dan dimasukkan pada saat seleksi nanti. Hari demi hari saya mulai mencari informasi tentang jurusan dan bidang ilmu apa yang akan dibutuhkkan dimasa yang mendatang nanti. Sebenarnya banyak sih bidang ilmu yang akan dibutuhkan sekarang dan masa depan nanti, tapi yang menbuat perhatian saya dialihkan ke salah satu judul artikel yang berjudul “Apa itu nanoteknologi?”. Nanoteknologi salah satu bidang keilmuan yang cukup membuat saya tergiur dan terpesona pada saat itu, dan sampai sekarang. Berkat nanoteknologi ini (jika berhasil diterapkan nanti) manusia akan bisa hidup tanpa penyakit dan menghambat penuaan hingga mencapai 100 tahun yang diterapkan pada robot nano atau nanobot yang berukuran nano. Robot tersebut ditransfusikan kedalan sel-sel didalam tubuh, mereka bisa meregenerasikan sel-sel yang rusak, menghancurkan sel-sel kanker, virus, kuman dan banyak lagi. Dibidang material teknologi bisa membuat Baja dan bahan logam lainnya sekeras intan, seringan dan selentur polimer.

Hari demi hari saya habiskan waktu membaca dan mendengarkan cerita dari orang-orang yang mencapai titik puncak cita-cita kecil mereka. Ada sukses dengan urusan sosial mereka dengan menjadi backpacker, semi backpacker, solo backpacker dan sejenisnya. Mereka suskes dengan bahasa dan kepedulian mereka, disini saya mulai terkompor untuk menjadi menjadi pengelana serta ahli nanoteknologi? Cita-cita yang absurb memang, hehe. Cita-cita bukan sesuatu yang ingin didapatkan tapi bisa juga sesuatu yang ingin dirasakan, walaupun aktivitas semu dan bersifat sementara tapi meninggalkan kenangan yang membekas selamanya. Dan mulai saat itu saya mulai tertarik mempelajari bahasa asing selain bahasa inggirs, saya mempelajari bahasa Jerman, Jepang, Spanyol, Prancis, Arab dan sekarang sedang menekuni Rusia. Ada sebuah kata bijak “Bahasalah yang mempersatukan kita, kita yang diacuhkan dan kita yang mengacuhkan sesama”.


Beberapa bulan yang lalu, saya dengan teman lama dibangku sekolah dulu, mulai merencakan kemana dan apa yang akan kita lakukan dinegeri seberang yang tidak bisa kita bayangkan. Melihat indahnya mata gadis-gadis pasthun Afghanistan, merasakan ramahnya orang-orang yang tinggal dinegeri yang yang namanya diakhiri dengan kata –stan, serta melihat keberagaman ras dan suku yang telah Tuhan ciptakan di negeri yang indah dan menarik hati tersebut.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

You're The Reader to :

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Comments

- Copyright © Kun Salafiyyan 'Alal Jaddah -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -