Kronik-kronik Rusia penuh dengan referensi tentang
pedang. Para tentara Pangeran Rusia dimakamkan bersama dengan bilah
pedang mereka yang berkarat dan Pangeran Svytoslav dari Kiev
menenggelamkan pedangnya ke Sungai Dnieper agar tidak diambil musuhnya.
Pedang-pedang Slav pun dikagumi di seluruh dunia.
Kitab Arab menilai pedang Rusia lebih unggul
dibanding jenis pedang lain di Eropa, sementara para pengagum dari Timur
meyakini bahwa pedang Rusia adalah pedang ajaib yang memiliki kekuatan
magis. Rusia merupakan negara pertama di Eropa yang memulai produksi
pedang secara terorganisasi setelah kekaisaran abad pertengahan Karel
yang Agung. Membawa ciri kualitas masing-masing pandai besi, pedang
Rusia umumnya memiliki panjang satu meter, lebar lima hingga tujuh
centimeter, dan tebal enam milimeter.
Pada awalnya, ujung pedang tidak diasah, karena
sebuah sabetan keras pun sudah mampu membelah baju baja yang paling
kuat. Pedang dijual tersendiri karena tidak setiap prajurit memiliki
keahlian atau kekuatan untuk menggunakan pedang yang berat secara
efektif. Selain itu, hanya orang-orang terkaya yang bisa membeli pedang
karena kompleksitas dan harga pembuatannya yang menggunakan baja
Damaskus. Bagi mereka, sebuah pedang yang bagus sama berharganya dengan
seekor kuda perang.
![]() |
Pisau belati ini dihadiahkan kepada Tsar Nicholas II sebagai hadiah dari Kaisar Jerman, Raja Prussia William II, pada tahun 1901 di Danzig (sekarang Gdansk, Polandia). Foto: PhotoXpress |
Dengan kandungan karbon yang tinggi dan proses
penempaan khusus, sebuah pedang berbahan baja Damaskus memiliki pola
permukaan yang unik dan kekuatan yang istimewa. Pedang ini bisa memotong
besi dan tidak akan patah meski mengalami cacat berat. Tetapi karena
baja tidak bereaksi dengan baik terhadap suhu rendah, pedang ini tidak
sesuai dengan kondisi iklim Rusia.
Untuk memecahkan masalah ini, para pandai besi Rusia
memilin beberapa batang baja menjadi satu dan kemudian menempanya.
Setelah diulangi hingga sepuluh kali, proses ini menghasilkan sebuah
pedang baja Damaskus dengan kekuatan dan fleksibilitas ekstra. Lembaran
besi panjang kemudian dipatri pada baja untuk menghasilkan sebuah pedang
kosong untuk disempurnakan. Karena tahan karat, bilah-bilah ini tidak
tajam, tapi tidak akan patah dan akan kembali ke bentuknya semula dengan
cepat jika bengkok. Pedang yang berkualitas dinilai dari suaranya,
yakni dari ketukan ringan yang berbunyi panjang dan jelas. Pedang juga
diharapkan bisa memotong lembaran kain tipis dengan rapi di udara.
Sebagai bentuk pengakuan atas kekuatan dan reputasinya, Khan Crimea,
seorang penilai senjata yang terkenal pada abad ke-15, meminta seorang
pangeran Moskow mengiriminya sebuah baju baja yang terbuat dari baja
Damaskus.
Pekerjaan membuat pedang berkualitas sama seperti
pekerjaan pembuat perhiasan yang membutuhkan kecermatan. Besi dan baja
bereaksi pada suhu yang berbeda, sehingga membuat pedang yang hebat
membutuhkan keahlian pandai besi yang luar biasa. Pada abad ke-10, para
pembuat pedang Rusia hanya dengan sebuah palu dan landasan, namun pedang
mereka merupakan yang terbaik di dunia. Berabad-abad kemudian,
sejarawan dan ilmuwan tetap meragukan bahwa para perajin Slav sudah
memiliki keahlian pengerjaan logam yang baik pada awal abad pertengahan.
Di akhir abad ke-19, sebuah pedang yang terbuat dari baja Damaskus
ditemukan di pemakaman kuno di Kiev dan selama lebih dari seratus tahun
pedang itu dianggap berasal dari Skandinavia. Tetapi setelah
dibersihkan, simbol pandai besi pada pedang membuktikan bahwa pedang
tersebut dibuat di Kiev oleh pandai besi bernama Lyudota.
Lama-kelamaan, pedang Rusia mengalami perubahan
menjadi lebih pendek, lebih ringan, dan semakin banyak digunakan sebagai
senjata tebas dan senjata tusuk. Sejak abad ke-15, pedang menggantikan
sable, sebelum berubah menjadi senjata pedang lebar yang lebih berat
untuk digunakan kavaleri.
Para empu Rusia membuat baja Damaskus hingga abad
ke-17. Tekniknya dilestarikan pada sebuah bengkel di Sungai Volga yang
membuat pedang untuk Tsar Romanov. Akan tetapi, penemuan peluru pada
abad ke-20 mengakhiri evolusi baja Damaskus. Rahasia baja Damaskus
tertinggal di masa lalu, dan hanya menyisakan contoh, kenangan dan
legenda tentang pedang unik ini. Beberapa orang bahkan meragukan apakah
teknik itu pernah ada, hingga pedang itu bisa dibuat kembali pada akhir
abad ke-20 menggunakan komputer dan alat bubut modern.
![]() |
Tsar Rusia Nicholas II (kiri), Raja Inggris George V (tengah) and Raja Belgia Albert. Ini adalah portret kartu pos yang dicetak di awal abad XX di Rusia. Foto: RIA Novosti |
Masa pedang Rusia yang indah telah lama berlalu. Tetapi
kini para pengganti pandai besi kuno masih membuat senjata tajam yang
hebat di pabrik senjata di St. Petersburg, Zlatoust, dan Tula.